Program 3 Juta Rumah dalam Lensa Media Dari Harapan hingga Kritik
Iqbal Syakir
19 March 2025 11:50

Program 3 Juta Rumah dalam Lensa Media Dari Harapan hingga Kritik
Atensi dalam media tertuju pada Program 3 Juta Rumah yang disebut sebagai salah satu program prioritas yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Tujuan utama program ini disebut untuk mengatasi kekurangan (backlog) perumahan dan menyediakan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program 3 Juta Rumah menjadi program prioritas sesuai Astacita pemerintahan Prabowo-Gibran, yakni menyediakan rumah murah dan layak huni dengan sanitasi dan fasilitas umum yang baik untuk TNI dan Polri, ASN, pegawai kementerian dan BUMN, masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemerintah berupaya melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor perbankan, dalam mendukung program ini. Contohnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menunjukkan komitmennya dalam mendukung program prioritas pemerintah, salah satunya adalah program 3 juta rumah. Capaian berikutnya dalam Program 3 Juta Rumah selama periode 100 hari kerja pemerintah pada bidang regulasi adalah pembebasan biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) melalui Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri, yakni Menteri Dalam Negeri, Menteri PKP, dan Menteri PU.
Secara keseluruhan, program 3 juta rumah menjadi sorotan dalam pemberitaan sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi masalah perumahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama MBR.
Sumber: Kazee Media Monitoring
Bagaimana perkembangan isu ini di media? Dengan bantuan media monitoring dari Kazee, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana isu ini diberitakan, tren pemberitaan yang berkembang, serta sentimen publik terhadapnya. Tools ini memungkinkan analisis mendalam terhadap berbagai platform media, termasuk berita online dan media sosial sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif mengenai persebaran dan dampak dari isu yang sedang berlangsung.
Tren Pemberitaan
Sumber: Kazee media monitoring
Pada media massa, terdapat 510 pemberitaan di media online, terdapat 10 pemberitaan media cetak, dan 2 dalam tayangan TV. Adapun proporsi sentimen sebanyak 94% positif, 4% netral dan 2% negatif. Atensi utama tertuju pada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) khusus sektor perumahan sebagai langkah strategis mendukung program pembangunan 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Adapun Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI mendukung program Astacita dengan memberikan insentif likuiditas makropudensial (KLM). BI telah meningkatkan insentif KLM bagi perbankan dari sebelumnya Rp23,19 triliun menjadi Rp80 triliun guna mendukung pembiayaan sektor perumahan.
Terdapat sentimen negatif (2%). Adapun pernyataan berasal dari Ekonom sebagai berikut:
1. Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin
Rencana Bank Indonesia (BI) untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan pelanggaran independensi lembaga tersebut, terutama jika pengumuman tersebut dilakukan sebelum pasar primer dibuka, yang berpotensi berdampak negative pada stabilitas ekonomi. Wijayanto mengingatkan bahwa Independensi BI bisa semakin tergerus akibat langkah-langkah sebelumnya. Jika tidak dikelola dengan baik, penurunan independensi ini dapat berdampak negatif pada efektivitas kebijakan moneter serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat mengurangi kepercayaan investor dan masyarakat.
https://nasional.kontan.co.id/news/rencana-pembelian-sbn-oleh-bi-berisiko-terhadap-independensi-dan-stabilitas-ekonomi
Sementara itu, sentimen positif (94%) didukung pernyataan berasal dari sisi pemerintah, sebagai berikut:
1. Gubernur BI, Perry Warjiyo
Bank Indonesia (BI) mendukung program pemerintah yakni pembangunan 3 juta rumah. Ada setidaknya tiga dukungan yang akan diberikan kepada BI. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, pertama, sebagai bagian dari negara, Bank Indonesia mendukung penuh program-program dalam Asta Cita baik dari sisi kebijakan hingga pendanaan. "Kami meyakini program dari Asta Cita ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat,"
https://www.cnbcindonesia.com/news/20250220193148-4-612373/bi-bakal-jor-joran-beli-sbn-pemerintah-demi-program-3-juta-rumah
2. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal meluncurkan surat berharga negara (SBN) perumahan demi membantu Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara bisa membangun 3 juta rumah. Sri Mulyani mengatakan APBN 2025 sebenarnya sudah menyiapkan dua skema pembangunan 220 ribu rumah untuk orang miskin. Ini mencakup FLPP dan penyertaan modal negara (PMN) untuk PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), dengan total alokasi keduanya senilai Rp18 triliun.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250220203604-532-1200760/sri-mulyani-siapkan-sbn-perumahan-agar-ara-bisa-bangun-3-juta-rumah
3. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melaporkan hasil pertemuannya dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pejabat dari BPK, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN, terkait pembiayaan program 3 juta rumah murah yang merupakan salah satu prioritas pemerintah. “Dua hari berturut-turut kami mengadakan pertemuan yang sangat penting, sangat bersejarah, dan sangat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan. Tidak ada raja-raja kecil,”
https://www.antaranews.com/berita/4666153/menteri-pkp-lapor-presiden-pertemuan-dengan-bi-soal-biaya-rumah-murah?utm_source=antaranews&utm_medium=desktop&utm_campaign=popular_right