kazee
Blog
Dampak Budaya "Squid Game": Sebuah Fenomena Global yang Mengubah Lanskap

Dampak Budaya "Squid Game": Sebuah Fenomena Global yang Mengubah Lanskap

Iqbal Anshori

02 July 2025 15:53

Image


Serial drama Korea Selatan, "Squid Game," yang dirilis secara global di Netflix pada 17 September 2021 , dengan cepat melampaui statusnya sebagai tayangan hiburan biasa. Serial ini meraih pujian kritis dan perhatian internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadi serial Netflix yang paling banyak ditonton dan mengumpulkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk enam Primetime Emmy Awards dan satu Golden Globe. Keberhasilan luar biasa ini tidak hanya memecahkan rekor penayangan, tetapi juga memicu diskusi mendalam tentang ketidaksetaraan sosial, keputusasaan ekonomi, dan kondisi manusia, menjadikannya sebuah fenomena budaya yang mendefinisikan ulang lanskap hiburan global.

Fenomena Global dan Angka Rekor

Dampak "Squid Game" dapat diukur secara kuantitatif melalui angka penayangan dan nilai finansial yang dihasilkannya. Musim pertama serial ini menarik 142 juta rumah tangga pelanggan dalam bulan pertamanya, mencatat 571,76 juta jam penayangan dalam satu minggu untuk konten non-Inggris, dan mencapai posisi nomor satu di 97 wilayah. Keberhasilan ini tidak hanya berhenti pada musim pertama. Musim kedua, yang dirilis pada 26 Desember 2024 , mencatat 132 juta jam penayangan di minggu pertamanya, melampaui rekor musim pertama, dan menduduki peringkat nomor satu di 92 negara.

Secara finansial, "Squid Game" telah menghasilkan nilai yang luar biasa bagi Netflix. Dengan biaya produksi Musim 1 yang relatif sederhana, yaitu $21,4 juta , serial ini diperkirakan telah menghasilkan pendapatan sebesar $900 juta bagi Netflix pada Desember 2024. Perbedaan mencolok antara investasi dan pengembalian ini menggarisbawahi keberhasilan serial yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dampaknya yang signifikan pada keuntungan platform streaming. Angka-angka ini secara konkret menunjukkan skala keberhasilan global "Squid Game" yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan menempatkan biaya produksi yang relatif rendah di samping pendapatan yang sangat besar, terlihat jelas pengembalian investasi yang luar biasa bagi Netflix, yang merupakan pendorong utama pergeseran industri. Data ini berfungsi sebagai bukti langsung klaim tentang status fenomena global acara dan pengaruhnya pada strategi platform streaming.

Tabel 1: Angka Keberhasilan Global "Squid Game"

Metrik Musim 1 (2021) Musim 2 (2024)
Tanggal Rilis 17 September 2021 26 Desember 2024
Rumah Tangga Pelanggan (Bulan Pertama) 142 juta N/A
Jam Penayangan Minggu Pertama 111 juta (awalnya, S1 memecahkan rekor dengan 571.76 juta jam penayangan non-Inggris dalam satu minggu ) 132 juta
Peringkat #1 di Negara 97 wilayah 92 negara
Total Pendapatan yang Dihasilkan untuk Netflix (per Des 2024) Estimasi $900 juta Termasuk dalam total
Biaya Produksi Musim 1 $21,4 juta N/A


Cerminan Sosial dan Kritik Kapitalisme

Inti dari daya tarik "Squid Game" terletak pada komentarnya yang tajam tentang ketidaksetaraan ekonomi, utang, dan sisi gelap kapitalisme. Serial ini dengan gamblang menggambarkan realitas pahit perjuangan finansial, di mana karakter-karakter terdesak oleh beban utang yang tak tertanggulangi, tagihan medis yang melumpuhkan, dan pengangguran. Permainan anak-anak yang polos diubah menjadi metafora brutal untuk persaingan sengit dalam sistem kapitalis, di mana hanya satu pemenang yang bertahan dan yang lain menghadapi eliminasi (kematian). Kontras antara kemewahan para VIP yang menonton dari atas dan penderitaan para peserta di bawah menyoroti kesenjangan kekayaan yang ekstrem.

Tema-tema ini beresonansi secara global karena mencerminkan kecemasan universal tentang ketidakamanan finansial dan ketidakadilan sistemik yang dihadapi banyak orang di seluruh dunia. "Squid Game" berhasil memicu diskusi global tentang model ekonomi Korea Selatan, struktur sosial, dan pilihan moral yang sulit di bawah tekanan ekstrem. Fokus eksplisit acara pada "kelas dan ketidaksetaraan, terutama dalam konteks Korea Selatan modern" dan penggunaannya permainan anak-anak sebagai metafora untuk "realitas brutal kedewasaan" memungkinkannya melampaui thriller distopia biasa. Komentar sosial-ekonomi yang mendalam ini beresonansi secara global karena menyentuh kecemasan universal tentang ketidakpastian finansial dan ketidakadilan sistemik, menjadikannya lebih dari sekadar hiburan, melainkan kendaraan yang kuat untuk wacana sosial kritis. Pendekatan alegoris yang unik ini memungkinkan acara untuk beresonansi secara mendalam dengan audiens di seluruh dunia, memicu percakapan global tidak hanya tentang acara itu sendiri, tetapi tentang kesenjangan ekonomi dunia nyata dan biaya manusia dari kapitalisme. Hal ini menggeser diskusi dari distopia fiksi ke realitas kontemporer.

Tabel 2: Tema Sosial Utama dalam "Squid Game"

Tema Deskripsi Contoh dari Serial
Ketidaksetaraan Ekonomi Perbedaan mencolok antara kemewahan VIP dan keputusasaan finansial peserta. Pemain bergabung karena utang yang tak terbayar, tagihan medis, dan pengangguran (Gi-hun, Sang-woo, Kang Sae-byeok).
Kritik Kapitalisme Permainan sebagai metafora untuk persaingan kejam dalam sistem kapitalis; konsep "necrocapitalism." Hanya satu pemenang yang muncul, sementara yang lain dieliminasi (mati); VIP bertaruh pada kehidupan pemain sebagai hiburan.
Kondisi Manusia dan Pilihan Moral Karakter dipaksa membuat pilihan etis yang ekstrem di bawah tekanan hidup dan mati. Pengkhianatan aliansi, perjuangan Gi-hun antara moralitas dan kelangsungan hidup.
Nostalgia vs. Realitas Brutal Penggunaan permainan anak-anak yang polos sebagai latar belakang untuk kekerasan dan keputusasaan. "Red Light, Green Light" dengan boneka Young-hee; tantangan dalgona.


Pengaruh pada Budaya Pop Global

Dampak "Squid Game" meluas ke berbagai aspek budaya pop, memengaruhi cara orang berinteraksi, berpakaian, dan bahkan bermain.

Meme dan Diskusi Online

"Squid Game" dengan cepat menjadi fenomena meme yang masif, mencerminkan tema-tema provokatif dan seringkali mengganggu dari acara tersebut. Meme-meme ini, mulai dari makro gambar hingga tantangan tari dan video parodi, menjadi cara bagi penggemar untuk berinteraksi dengan makna yang lebih dalam dari acara tersebut dan mengatasi kebenaran yang tidak nyaman melalui humor dan ironi. Proliferasi cepat meme "Squid Game" menunjukkan audiens global yang sangat terlibat dan aktif yang menggunakan humor dan ironi sebagai mekanisme penanganan tema-tema gelap acara tersebut. Ini bukan hanya konsumsi pasif; ini adalah partisipasi aktif dan penafsiran ulang, menunjukkan dampak psikologis dan sosial acara yang mendalam di luar sekadar penayangan. Tren meme ini berkembang pesat, menggabungkan komentar sosial dengan humor, dan menjadikan "Squid Game" sebagai titik acuan budaya di berbagai konteks online. Tagar #SquidGame sendiri telah mengumpulkan miliaran tampilan di TikTok, menunjukkan jangkauan dan keterlibatan audiens yang luar biasa. Keterlibatan aktif melalui meme ini memperkuat jangkauan dan umur panjang acara, menjaganya tetap relevan dalam wacana online jauh setelah rilis awalnya.

Fesyen dan Permainan

Dampak visual "Squid Game" sangat terasa dalam fesyen dan budaya pop. Seragam penjaga berwarna merah muda dan tracksuit hijau pemain menjadi kostum Halloween yang sangat populer di seluruh dunia pada tahun 2021. Berbagai merek seperti Puma, Hot Topic, dan BoxLunch merilis koleksi merchandise resmi, termasuk pakaian dan aksesori yang terinspirasi dari serial ini. Adopsi luas fesyen "Squid Game" dan partisipasi global dalam permainannya melampaui sekadar fandom; ini mewakili imersi fisik yang nyata ke dalam budaya Korea.

Selain itu, serial ini membangkitkan minat global pada permainan anak-anak tradisional Korea, seperti tantangan permen dalgona dan ddakji. Ini menciptakan pertukaran budaya yang memperkenalkan jutaan orang pada aspek-aspek tradisi dan pengalaman masa kecil Korea, menjembatani kesenjangan generasi dan budaya. Partisipasi aktif dalam menciptakan kembali permainan dan mengadopsi kostum menandakan tingkat keterlibatan budaya dan rasa ingin tahu yang lebih dalam, berfungsi sebagai titik masuk yang menyenangkan dan mudah diakses bagi jutaan orang ke dalam aspek-aspek warisan Korea. Adopsi budaya ini berkontribusi secara signifikan terhadap "kekuatan lunak" Korea Selatan, membuat budayanya lebih mudah diterima dan diinginkan secara global, dan membuka jalan bagi ekspor budaya lebih lanjut.

Parodi dan Adaptasi

Keberhasilan "Squid Game" juga memicu gelombang parodi dan adaptasi kreatif di berbagai platform. Dari editan cerdas hingga rekreasi skala penuh, parodi-parodi ini menangkap intensitas acara sambil menambahkan sentuhan humor dan komentar sosial. TikTok menjadi pusat konten "Squid Game" berukuran kecil, dengan pengguna memberikan sentuhan pribadi pada gaya visual dan permainan yang menegangkan. Volume dan keragaman kreatif parodi "Squid Game" menunjukkan dampak mendalam acara tersebut pada lanskap kreatif.

Parodi seringkali melebih-lebihkan kritik acara terhadap kapitalisme dan ketidaksetaraan sosial, mengganti permainan mematikan dengan tugas-tugas biasa atau tantangan absurd. Crossover dengan media lain, seperti penggabungan "Squid Game" dengan film Bollywood klasik "Dilwale Dulhania Le Jayenge," menunjukkan jangkauan global video-video ini. Parodi-parodi ini tidak hanya memperluas jangkauan acara tetapi juga berfungsi sebagai bentuk meta-komentar, seringkali melebih-lebihkan kritik acara terhadap kapitalisme dan ketidaksetaraan sosial. Ini menunjukkan bahwa pesan-pesan inti acara diserap secara mendalam dan diproses ulang secara aktif oleh audiens, yang mengarah pada bentuk-bentuk ekspresi artistik dan kritik sosial yang baru. Penafsiran ulang aktif melalui parodi ini memperpanjang masa hidup budaya acara dan memperkuat komentar sosialnya, menjadikannya titik acuan yang berkelanjutan untuk diskusi tentang masalah kontemporer, bahkan dalam konteks humor.

Mempercepat Gelombang Hallyu dan Industri Hiburan

"Squid Game" bukan hanya bagian dari Gelombang Hallyu (Korean Wave), melainkan puncaknya, yang secara fundamental membentuk kembali lanskap hiburan global. Keberhasilannya membuktikan kelayakan konten non-Inggris di pasar global, mendorong platform streaming untuk berinvestasi besar-besaran dalam produksi internasional, khususnya dari Korea Selatan. Keberhasilan acara secara langsung memengaruhi strategi investasi platform streaming besar. Ini bukan hanya tentang satu acara populer; ini tentang membuktikan profitabilitas dan dampak budaya yang luar biasa dari konten non-Inggris.

Pergeseran ini menghasilkan peningkatan anggaran, nilai produksi yang lebih tinggi, dan peluang yang lebih besar bagi kreator dan talenta Korea. Ini membuka pintu bagi drama Korea lainnya seperti "Extraordinary Attorney Woo" dan "All of Us Are Dead" untuk meraih kesuksesan internasional, dan bahkan memberikan dorongan bagi K-pop. Pengaruh "Squid Game" juga meluas ke genre drama survival dan kompetisi. Banyak jaringan bergegas untuk membuat konsep serupa, dan acara realitas mulai mengadopsi proses eliminasi yang lebih dramatis dan tantangan berisiko tinggi. Ini menunjukkan perubahan struktural yang berkelanjutan dalam cara konten global bersumber, diproduksi, dan dikonsumsi, mengaburkan batasan antara hiburan Timur dan Barat. Pergeseran ini telah mendemokratisasi hiburan global, meruntuhkan dominasi Barat tradisional dan mendorong keragaman budaya yang lebih besar dalam penceritaan.

Menganalisis "Squid Game" dengan Kazee Media Intelligence



Grafik sentimen media online dalam Kazee Media Monitoring menunjukkan fluktuasi menarik dalam penerimaan film "Squid Game" selama periode 25 Juni hingga 1 Juli 2025, didominasi oleh sentimen positif yang kuat namun dengan peningkatan bertahap pada sentimen negatif dan netral.

Puncak sentimen positif terlihat jelas pada 27 Juni 2025, di mana angkanya melonjak tajam hingga di atas 220. Ini kemungkinan besar menandakan adanya peristiwa penting atau rilis informasi baru yang sangat diterima baik oleh publik. Pada hari yang sama, sentimen negatif juga meningkat signifikan hingga di atas 40, dan sentimen netral mencapai sekitar 35.

Secara keseluruhan, meskipun "Squid Game" secara konsisten mempertahankan sentimen positif yang dominan selama periode ini, tren menunjukkan bahwa percakapan di media online mulai berkembang. Lonjakan sentimen negatif pada 28 Juni perlu dicermati lebih lanjut untuk memahami pemicunya, sementara peningkatan sentimen netral pada 1 Juli menunjukkan pergeseran fokus diskusi atau peningkatan pencarian informasi objektif terkait film tersebut.

image.png

Secara keseluruhan, word cloud ini secara efektif memvisualisasikan bagaimana "Squid Game" telah menembus budaya populer, tidak hanya sebagai film tetapi juga sebagai fenomena media sosial yang menghasilkan diskusi mendalam tentang sekuel, karakter, aktor, dan bahkan memicu konten buatan penggemar yang masif. Dominasi hashtag yang terkait dengan viralitas dan antisipasi sekuel menunjukkan dampak yang berkelanjutan dan kuat dari film ini.

Kesimpulan

"Squid Game" adalah lebih dari sekadar serial hiburan; ia adalah fenomena budaya global yang telah meninggalkan jejak mendalam di berbagai lapisan masyarakat. Dari kritik sosialnya yang tajam terhadap kapitalisme dan ketidaksetaraan hingga pengaruhnya yang meluas pada budaya pop global melalui meme, fesyen, dan permainan, serial ini telah membuktikan kekuatan penceritaan yang melampaui batas bahasa dan budaya.

Sebagai puncak Gelombang Hallyu, "Squid Game" telah mengubah cara dunia memandang konten non-Inggris, mendorong investasi besar-besaran dalam produksi internasional dan membuka pintu bagi lebih banyak cerita dari berbagai belahan dunia. Warisan abadi "Squid Game" adalah kemampuannya untuk berfungsi sebagai "titik sentuh budaya" yang memicu percakapan global tentang masalah-masalah masyarakat yang mendalam. Kemampuan acara untuk mencapai status ini, terutama sebagai produksi non-Inggris, menyoroti daya tarik universal dari tema-tema intinya (ketidaksetaraan, keputusasaan, moralitas). Ini membuktikan bahwa narasi yang menarik tentang kondisi manusia dapat beresonansi di semua batas budaya, terlepas dari asalnya, dan menetapkan preseden bagi konten internasional di masa depan untuk mencapai dampak budaya dan intelektual yang serupa.

Share :

Related Articles