Usai Tuai Pro Kontra, Program Kompor Listrik Batal
Bayu Septian
01 October 2022 19:24
PT PLN (Persero) akhirnya membatalkan program kompor listrik, atau dikenal juga dengan kompor listrik induksi. Selama ini, program kompor listrik telah menjalani uji coba serta sosialisasi di sejumlah daerah. Bahkan, digadang-gadang sebagai pengganti LPG 3 Kg.
Lebih lanjut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program konversi LPG 3 kg ke kompor induksi belum berlaku tahun 2022. Pertimbangan ini diambil setelah pemerintah melihat langsung kondisi di lapangan.
Wacana tersebut sempat menimbulkan pro-kontra di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Dan akhirnya PLN akhirnya membatalkan program konversi kompor gas ke kompor listrik tersebut.
Kazee Digital Indonesia mencoba memetakan isu terkait hal ini menggunakan sistem media monitoring.
Apa saja isu dan organisasi yang paling banyak dibicarakan di media? Simak Selengkapnya!
BACA JUGA: Pro Kontra Pernyataan Viral Nadiem Makarim Soal Tim Bayangan Kemendikbudristek
Analisis Media Monitoring
Dalam periode analisis 20-29 September perbincangan serta pemberitaan media terkait konversi Kompor LPG ke kompor listrik terdapat 21.100 data yang tersebut di media sosial dan media massa daring.
Dalam hal ini, puncak ekspos terjadi pada tanggal 23 September 2022.
Adapun beberapa isu yang terjadi pada puncak ekspos tersebut diantaranya:
- Rapat dengar pendapat (DPR) Dirjen Ilmate Kemenperin Bersama DPR RI
- Dukungan Warganet terhadap Mulan yang dianggap mewakili Emak-Emak
Komposisi Isu Konvensi Kompor Listrik
Selama periode analisis, pembatalan program kompor listrik oleh PLN menjadi isu dengan ekspos tertinggi, seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa alasan pembatalan konvensi listrik terkait pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi covid-19.
Namun Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Adi Priyanto mengatakan pihaknya akan tetap melanjutkan uji coba konversi kompor LPG 3 kg ke kompor listrik induksi, meski program tersebut telah dinyatakan batal.
Tokoh Teratas
Dirut PLN Darmawan Prasodjo, Menko Perekonomia Airlangga Hartarto, dan Anggota DPR, Mulan Jameela menjadi tiga tokoh teratas yang namanya paling masif disebutkan dalam perbincangan media sosial maupun pemberitaan.
Top Organisasi
Dalam top organisasi, PLN, DPR RI, dan Kementerian ESDM menjadi organisasi yang paling masif disebutkan dalam perbincangan media sosial maupun pemberitaan.
Social Network Analytics Terkait Kompor Listrik
Berikut merupakan jejaring sosial yang terjadi pada twitter. yang dimana akun @lyndaibrahim dengan cuitan
"Mulan Jameela benar. Kompor induksi butuh alat masak khusus dan alasnya datar (bukan wajan cekung khas Asia), lbh lama panas dan biaya listriknya gak becanda. Yg sok mencela di reply ini malah ketauan gak pernah punya kompor induksi." menjadi akun dengan jumlah retweet terbanyak.
Statement Pro Kontra
Statement Pro
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan
"Saya pada prinsipnya sangat menyayangkan pembatalan ini. Karena ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan akan LPG karena saat ini kita impor LPG sampai 80 persen
Menteri BUMN Erick Thohir
"Saya yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap Kompor Listrik karena lebih mudah digunakan,"
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
"Kami mendukung program Kompor Listrik ini,adanya rencana konversi LPG ke Kompor Listrik ini diyakini bisa menghemat energi sekitar Rp 8.000 per kilogram elpiji."
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto
"Namun memang harus diakui bahwa manfaat utama program kompor induksi ini adalah untuk mereduksi surplus listrik PLN yang mencapai lebih dari 30 persen. Karena kondisi over supply listrik tersebut kinerja keuangan PLN cukup tertekan"
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury
“Kita harapkan melalui optimalisasi penggunaan Kompor Listrik yang akan dimulai melalui sebuah pilot tahun ini dengan target sekitar 300 ribu rumah tangga, semoga bisa sukses,”
Statement Kontra
Pakar transisi energi, Fabby Tumiwa
Sejak awal, komunikasi mengenai program ini tidak jelas. Koordinasi dan kendali informasi tidak ada,"
Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni
“Jangan sampai kebijakan pembatalan sementara karena gimmick pemerintah saja karena daya tolak dari masyarakat terhadap Kompor Listrik,”
Anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya Kompor Listrik tetap tak bisa lepas dari yang gas, karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran gitu aja,"
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani
"Kami tidak setuju karena Kompor Listrik ini sekali colok memakan daya besar, 1200 watt. Maka rakyat kecil, rakyat miskin kota, para UMKM tidak bisa menikmati itu dan hanya membebani mereka,"
Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira
"Saat ini masyarakat ibarat sudah tertimpa tangga akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan biaya hidup yang meningkat. Jadi kalau ada kebijakan yang kemudian justru memberatkan pasti resistansinya akan tinggi dari masyarakat,"