Ketegangan di Sri Lanka Dalam Ruang Media

Bayu Septian

12 July 2022 08:19

Recession vector created by Sky and Glass - www.freepik.com

Tata kelola pemerintahan yang penuh akan kepentingan membuat Sri Lanka krisis ekonomi hingga mengalami kebangkrutan.

Dampak dari krisis tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong datang ke ibu kota untuk berunjuk rasa.

Mereka marah atas situasi ekonomi yang disebut sebagai krisis terburuk dalam tujuh dekade terakhir.

Penyebab Krisis Ekonomi Sri Lanka

Berdasarkan laporan Nikkei yang dikutip dari detikcom, krisis yang terjadi Sri Lanka diawali dengan insiden pengeboman di Kolombo dan beberapa kota lain pada 2019 yang menyebabkan 250 orang lebih tewas.

Kejadian tersebut memberikan pukulan serius bagi industri pariwisata dan semakin diperparah oleh datangnya serangan pandemi COVID-19.

Arus mata uang asing merosot tajam karena turis meninggalkan Sri Lanka, dan pengiriman uang dari 1,5 juta pekerja Sri Lanka yang tinggal di luar negeri anjlok.

Sri Lanka juga mendapat pukulan inflasi yang tinggi dari krisis rantai pasok global.

Masalah tak berhenti di situ, meroketnya harga komoditas setelah invasi Rusia ke Ukraina juga memperparah keadaan. Hal itu memicu kenaikan biaya impor, penurunan cadangan devisa, kekurangan pasokan, dan inflasi yang tinggi.

Beberapa tokoh dan ahli menyebut bahwa krisis yang terjadi di sana disebabkan karena utang kepada China yang menggunung.

Utang Sri Lanka kepada China menyumbang sekitar 10% dari total pinjaman luar negeri.

Sri Lanka memang bukan satu-satunya negara yang utang ke China dan menghadapi dampak COVID-19 serta perang di Ukraina.

Namun, yang berbeda dengan negara lain adalah masalah kepemimpinan dari Presiden Rajapaksa yang dianggap penuh akan kepentingan.

Analisis Media Monitoring

Dalam analisis kali ini, Kazee Digital Indonesia melakukan pemantauan terkait kerusuhan di Sri Lanka dalam kurun waktu 8-12 Juli 2022.

Analisis yang dilakukan meliputi top isu, top person, yang menjadi perbincangan masyarakat luas. Analisis dilakukan menggunakan sistem Media Monitoring.

Komposisi Isu Keseluruhan Krisis Sri Lanka

Kazee Media Monitoring

Isu dengan ekspos terbanyak tertuju pada Perdana Menteri Sri Lanka yakni Ranil Wickremesinghe telah bersedia untuk mengundurkan diri setelah krisis disana semakin memburuk.

Hal tersebut disampaikan Ketua parlemen Sri Lanka yang mengatakan presiden memutuskan untuk mundur "demi memastikan penyerahan kekuasaan secara damai" dan meminta masyarakat "menghormati hukum".

Pengumuman itu memicu pesta kembang api di ibu kota.

Isu dengan ekspos terbanyak selanjutnya terkait penyebab dari kerisuhan tersebut karena krisis ekonomi yang parah sehingga membuat negaranya bangkrut.

Sri Lanka sudah mengalami krisis ekonomi yang memburuk sejak kemerdekaannya dari negara Inggris pada 1984. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Pemerintah Sri Lanka selama lebih dari 2 tahun terpaksa menekan banyak pendanaan dan subsidi kepada masyarakatnya untuk menghadapi pandemi.

Akibat dari hal tersebut, membuat subsidi besar-besaran yang akan diberikan kepada masyarakat dicabut secara keseluruhan. Sehingga menimbulkan banyak protes dari masyarakat setempat.

Top Person

Presiden Sri Lanka, Gotabya Rajapaksa dan Perdana Menteri Sri Lanka, Rani Wickremesinghe menjadi figur teratas dimana sering dimention dalam pemberitaan maupun perbincagan warganet terkait dengan kerusuhan di Sri Lanka.

Tren Kata Kunci & Tagar Krisis Srilanka

Kata kunci ‘Lanka’, ‘krisis’, ‘ekonomi’, ‘presiden’, dan ‘rajapaksa’, paling besar dan banyak digunakan warganet maupun pemberitaan secara luas.

Hal tersebut merujuk pada cuitan-cuitan terkait dengan krisis ekonomi di Sri Lanka yang menyebabkan kerusuhan.

Top Redaksi

Berikut merupakan 10 media yang paling masif memberitakan terkait kerusuhan yang terjadi di Sri Lanka.

Kazee Media Monitoring

Share :

Related Articles