5 Tren PR yang Perlu Diperhatikan pada 2023

Bayu Septian

03 April 2023 07:24

Photo by Max Rahubovskiy

Para profesional Public Relation (PR) dari berbagai industri saat ini memiliki fokus utama pada menyesuaikan diri, mengembangkan, dan beradaptasi dengan tren PR yang semakin meningkat.

Hal ini disebabkan oleh pergeseran dramatis yang terjadi pada tahun 2020. Tren PR tersebut dianggap sebagai kunci untuk memajukan bisnis klien dan meningkatkan visibilitas mereka di depan publik pada tahun 2023.

Tren-tren seperti kenaikan wawancara tatap muka, peningkatan minat media dalam mempertimbangkan proposal dari perusahaan PR, dan permintaan untuk pelaporan yang lebih mendalam, menunjukkan bagaimana industri PR telah berubah untuk memenuhi permintaan publik akan pelaporan yang autentik.

BACA JUGA: Empat Tantangan Menjadi Public Relation Saat Ini

1. Kembalinya pertemuan dan wawancara tatap muka

Pada tahun 2023, terjadi kecenderungan kembali menggunakan pertemuan dan wawancara tatap muka dalam industri PR.

Media dan jurnalis berencana untuk melakukan lebih banyak wawancara tatap muka karena percakapan langsung dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam.

Pergeseran ini sangat relevan untuk kritik dan diskusi masalah yang sensitif atau kontroversial.

Meskipun panggilan telepon dan Zoom masih akan digunakan untuk sumber yang sulit atau tidak memungkinkan untuk diwawancarai secara langsung, merek harus mempersiapkan diri menghadapi permintaan konsultasi tatap muka yang semakin meningkat dan berusaha membuat anggota personel mereka tersedia.

2. Para ahli PR akan memprioritaskan kualitas dari pada kuantitas dan menghindari pitch massal

Pada tahun 2023, para ahli PR akan memprioritaskan kualitas daripada kuantitas dan menghindari strategi pemasaran tradisional seperti mengirimkan email massal ke publikasi untuk meningkatkan peluang terbitnya artikel tentang klien mereka.

Mereka akan lebih fokus untuk mengajukan dan membuat cerita yang spesifik untuk produk dan audiens tertentu, dan cerita menarik tersebut akan disebarkan kepada sumber media dalam industri merek.

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pemasaran yang mengutamakan kualitas daripada kuantitas akan menjadi lebih penting pada masa mendatang.

Selain itu, niche atau segmen pasar yang spesifik juga akan menjadi semakin penting.

3. Kesadaran sosial konsumen akan semakin penting

Merek yang masih perlu secara memadai menyampaikan komitmennya terhadap keadilan sosial harus bergerak cepat pada tahun 2023.

Telah dilaporkan bahwa konsumen B2C dan B2B sepakat bahwa bisnis harus memiliki kompas moral yang kuat.

Sebagian besar konsumen lebih cenderung membeli dari perusahaan yang menunjukkan empati, sementara yang lain mendukung bahwa perusahaan harus melakukan lebih banyak untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka.

Semakin sedikit konsumen yang mempercayai merek-merek; oleh karena itu, perusahaan harus membuktikan kepada karyawan mereka bahwa mereka berkomitmen untuk menjunjung tinggi ideal-ideal yang telah mereka tetapkan, meskipun itu berarti harus mengorbankan keuntungan jangka pendek.

4. Pengukuran ROI dari PR dapat menjadi lebih mudah

Mengukur ROI dari kegiatan public relations (PR) B2B bisa menjadi sulit karena sulit menentukan harga yang tepat.

Namun, kemunculan alat analisis PR telah membuat lebih mudah untuk menilai bagaimana upaya PR mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen.

Strategi pemasaran PR digital juga dapat membantu merek melihat bagaimana informasi cocok dengan gambaran besar analisis pemasaran, sehingga perusahaan dapat lebih mudah menilai pengaruh kampanye PR mereka dan mengukur ROI dengan lebih akurat.

5.Aliansi dengan orang-orang berpengaruh semakin terbukti berhasil

Menggandeng orang-orang berpengaruh semakin terbukti efektif dalam pemasaran bisnis ke bisnis (B2B). Kata-kata dari mulut ke mulut dan hubungan menjadi semakin penting dalam bisnis.

Mencari influencer yang dapat menjangkau target pasar Anda dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perusahaan Anda, jumlah pengunjung situs web, dan calon pembeli.

Manfaat lainnya adalah meningkatkan kepercayaan merek. Ini sangat penting untuk transaksi B2B, karena banyak pembeli B2B memulai pencarian mereka secara online.

Dengan bergabung dengan orang-orang berpengaruh dalam industri yang sama, perusahaan dapat meningkatkan reputasi merek mereka dan menarik perhatian pembeli potensial.

6. Nilai inklusivitas, keaslian, dan keragaman tidak dapat dianggap remeh

Banyak konsumen tidak yakin dengan komitmen perusahaan terhadap keragaman karena banyaknya upaya yang gagal dalam membawa perubahan yang signifikan.

Oleh karena itu, klaim perusahaan tentang keberagaman dan inklusi harus diikuti dengan tindakan nyata.

Selain itu, merek dan profesional PR harus sangat berhati-hati terhadap berita palsu yang semakin banyak beredar, sehingga mereka tidak secara tidak sengaja memicu ketidaksetujuan atau ketidakpercayaan konsumen dengan pernyataan yang tidak dapat dibuktikan.

Perusahaan harus memperhatikan bahasa merek mereka dan memastikan bahwa mereka secara efektif mempromosikan nilai-nilai inklusivitas, keaslian, dan keragaman.

7. Branding harus mengandalkan media yang dimilikinya sendiri untuk meningkatkan keterlihatan online dan menjadi bagian dari ekosistem

Untuk meningkatkan keterlihatan online, branding perlu mengandalkan media yang dimilikinya sendiri dan menjadi bagian dari ekosistem pemasaran yang lebih besar.

Rencana public relations harus mencakup produksi media seperti blog, email, dan konten media sosial, bukan hanya mendapatkan publisitas gratis di media.

Hal ini memungkinkan bisnis untuk menjangkau audiens yang diinginkan tanpa perlu mengeluarkan biaya yang mahal.

Selain itu, pada tahun 2023, menggabungkan public relations dengan bentuk-bentuk pemasaran B2B lainnya menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Mengabaikannya dapat menghalangi bisnis dalam memanfaatkan peluang pemasaran yang tersedia secara maksimal.

Kesimpulan

Strategi pemasaran B2B akan semakin terfokus pada digital dan mobile. Perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan tren tersebut dan menggunakan teknologi digital dan media sosial untuk mempromosikan merek mereka, meningkatkan ROI, dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Dalam hal ini, penggunaan data dan analisis sangat penting untuk memahami perilaku konsumen dan mengukur efektivitas kampanye.

Selain itu, branding yang kuat dan komitmen terhadap keberagaman juga menjadi fokus utama dalam strategi pemasaran B2B.

Terakhir, menggabungkan public relations dengan bentuk-bentuk pemasaran lainnya akan menjadi lebih penting pada tahun 2023 untuk memaksimalkan semua peluang yang tersedia.

Referensi: www.entrepreneur.com

Share :

Related Articles