Terkuak Rahasia Dibalik Kepopuleran Aplikasi Tik Tok

Bayu Septian

02 September 2022 12:21

Siapa yang tidak kenal dengan aplikasi Tik Tok?

Platform media yang memungkinkan penggunanya dapat membuat video lypsinc dan dancing ini kini banyak disoroti.

Pasalnya, kemunculannya yang dulu sempat jadi pro kontra sekarang justru jadi media sosial primadona yang semakin menjamur di berbagai kalangan usia.

Lalu, apa yang membuat TikTok jadi sepopuler sekarang? Adakah orang di balik layar yang membuat platform ni menjadi semakin di depan?

Mari kita awali dengan membahas awal mula kemunculan dan lika liku perjalanan platform media sosial ini di Indonesia.

Awal Mula Kemunculan Tik Tok

Di awal 2012, Zhang Yiming, seorang software engineer bersama rekannya Liang Rubo mendirikan sebuah perusahaan bernama Byte Dance.

tik-tok
Source : ekrut.com

Di tahun yang sama, Byte Dance meluncurkan aplikasi pertamanya yang disebut Neihan Duanzi yang berarti lelucon yang mendalam.

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membagikan lelucon, meme dan video lucu. Di tahun itu pula, Byte Dance kembali meluncurkan platform beritadan informasi bernama Toutiao. Hanya dalam 4 bulan setelah diluncurkan, Toutiau memiliki 1 juta pengguna aktif.

Byte Dance Ai Lab fokus pada pengembangan kecerdasan buatan yang mampu memahami informasi baik berupa teks, gambar atau video secara mendalam. Ai Lab juga mengembangkan algoritma machine learning untuk rekomendasi informasi yang dipersonalisasi.

Berkat kecanggihannya, Toutiau berhasil mendapatkan 120 juta pengguna aktif di September 2017. Dalam sehari, para penggunanya rata-rata menghabiskan waktu 74 menit per hari berselancar di aplikasi tersebut.

Kesuksesan Toutiau inilah yang menginspirasi Zhang Yiming untuk kembali membuat sebuah aplikasi yang mirip namun konten yang disajkan berupa video pendek yang atraktif.

Maka ditahun 2016, lahirlah Douyin. Sebuah layanan hosting video pendek yang menampung berbagai video pengguna dari beragam genre seperti lelucon, aksi, trik dan hiburan.

Berangkat dari Douyin, Byte Dance ingin membuat aplikasi serupa bersifat global yang dapat di konsumsi publik di luar China.

Setahun Douyin berdiri, Yiming melakukan aksi korporasi mengejutkan dengan akuisisi Musical.ly dengan nilai US$1 miliar (Rp14 triliun) pada November 2017.

Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk menelusuri video populer, lagu yang sedang trend, tagar hingga berinteraksi langsung dengan para penggemar.

Saat diakuisisi Musically sudah memiliki 200 juta pengguna di seluruh dunia. Agar lebih familiar di telinga orang non China, nama aplikasi Musically pun diubah namanya menjadi Tik Tok.

Berawal Ditolak Kini Justru Jadi Primadona

Sejak diubah namanya, aplikasi ini dengan cepat mencuri perhatian warganet di dunia. Di Indonesia sendiri, Tik Tok mulai populer pada tahun 2018.

Tak lama setelah kepopulerannya, Kemenkominfo justru memblokir aplikasi fenomenal ini pada 3 Juli 2018 lalu.

Pemblokiran aplikasi ini dilakukan karena banyak laporan dari berbagai lapisan masyarakat bahwa banyak konten bermuatan negatif yang bisa berdampak buruk bagi anak-anak.

Tidak ingin kehilangan peluang besar di Indonesia, Kelly Zhang selaku CEO TikTok langsung datang ke Indonesia untuk menindaklanjuti pemblokiran aplikasi ini.

Zhang menyanggupi persyaratan yang diajukan pemerintah yaitu dengan mengubah peraturan umur menjadi minimal 16 tahun dan menghapus konten-konten negatif di Tik Tok. Kominfo akhirnya bersedia membuka blokir aplikasi tersebut.

Berawal dari penolakan dan kecaman, kini Tik Tok justru jadi primadona dalam kategori media sosial. Hanya butuh waktu 5 tahun, aplikasi asal Chna ini bisa menggaet 1 miliar pengguna. Capaian ini mengalahkan media sosial lainnya seperti Whatsapp dan Instagram.

tik-tok
Source : tempo.co

Saat masa pandemi, popularitas Tik Tok semakin meningkat tajam, karena banyak aktivitas dilakukan dari dalam rumah. Ini membuat Tik Tok menjadi aplikasi mobile dalam kategori media sosial yang paling banyak diunduh di dunia pada 2020 silam.

Apalagi, jumlah pengguna aktif bulanan TikTok per Juli 2020 lalu menembus 689,17 juta akun. Angka itu mendekati estimasi pengguna aktif bulanan Instagram yang berada di kisaran 1 miliar akun.

Kepopulerannya membuat banyak tersebar pemberitaan tentang kiprah aplikasi TikTok di media. Oleh karenanya, kami memutuskan untuk melakukan media monitoring.

Dalam jangka waktu pemantauan dari 22 – 28 Agustus 2022, persebaran isu tentang TikTok di berbagai portal berita online di Indonesia.

tik tok
Source : Kazee Media Monitoring, Pergerakan Data
Source : Kazee Media Monitoring, Tren Sentimen

Kenapa Tik Tok Jadi Populer?

Indonesia merupakan target utama dari aplikasi ini. Selain melihat pengguna internet yang besar, TikTok melihat generasi muda kita memiliki tingkat narsis dan kreativitas yang tinggi.  Lantas, apa yang membuat Tik Tok jadi besar seperti sekarang?

Ada beberapa alasan mengapa TikTok bisa sukses besar dalam menggaet jutaan pengguna aplikasinya, yakni :

  1. Memiliki format video pendek adiktif

Video yang menarik minat Anda terdapat secara acak dalam scroll video-video lain. Ini membuat rasa penasaran pengguna menjadi lebih tinggi. Sehingga terus mendorong anda menggunakan aplikasi tersebut.

2. Memiliki kecerdasan buatan yang canggih

Algoritma Tik Tok dinilai jauh lebih hebat dari Facebook, buktinya ia bisa mempelajari perilaku dan preferensi serta melakukan validasi apakah prediksi yang mereka tepat atau tidak. Sebelum menggunakannya, aplikasi tersebutbahkan sudah tau apa yang kita sukai.

3. Membuat proses pembuatan konten mudah

Tik Tok memudahkan penggunanya dalam membuat konten. Pengguna hanya perlu membuat versi mereka sendiri dari video lipsing atau dancing yang sedang viral.

4. Gencar mempromosikan konten uang sudah diunggah

Banyak pengguna yang kaget karena video yang telah diunggahnya ditonton ribuan orang hanya dalam hitungan hari. Ini merupakan cara Tik Tok menunjukkan pada Anda rasanya jadi terkenal.

5. Proses sharing menjadi lebih mudah

Tik Tok memudahkan penggunanya membagikan video yang mereka unggah ke media sosial lainnya. Semua video dari platform tersebut yang dibagikan ke media sosial lain dapat menjadi sarana promosi gratis dalam menggaet pengguna baru.

Strategi Tik Tok Mendisrupsi Industri

Dibalik berbagai konten dan challenge viral, ada satu rahasia besar dari Tik Tok yang mungkin belum banyak orang tahu, termasuk Anda.

Tahukah Anda? Bahwa Tik Tok sedang membangun senjata pemusnah massal yang akan meluluhlantakkan persaingan bisnis masa depan di berbagai industri.

Pernahkah Anda mendengar tentang Perang Opium?

Ya, perang opium adalah perang yang terjadi di pertengahan abad 19. Dalam perang itu, China dipermalukan dan dikerjain habis-habisan oleh negara-negara barat.

Kini China seakan ingin membalas dendam dan Tik Tok menjadi salah satu senjata utamanya.

Melalui strateginya, Tik Tok secara pelan-pelan merusak dan mengikis habis para generasi muda di dunia untuk terus menggunakan aplikasi ini hingga memainkan peran didalamnya.

Bagaimanakah caranya? Dan apa buktinya?

Pertama, format video pendek pada Tik Tok menyebabkan Attention Span yaitu membuat perhatian penggunanya menjadi lebih pendek yakni 9 detik. Hal ini memicu hubungan buruk kesulitan belajar, dan kecemasan.

Kedua, konten dan challenge didalamnya kerapkali membahayakan penggunanya terutama kalangan anak-anak dan remaja.

Misalnya Benardryl Challenge, dimana remaja ditantang untuk minum dosis besar dari obat alergi yang memicu halusinasi. Kemudian ada Blackout Challenge, tantangan untuk menahan napas sampai pingsan.

Ketiga, Tik Tok juga membuat penggunanya kecanduan. Bisa diibaratkan jika Anda mulai main tiktok sejak 16 tahun maka ketika usianya mencapai tujuh tahun, Anda sudah habiskan enam tahun penuh di Tik Tok.

Menonton tiktok untuk waktu yang lama dapat menyebabkan masalah dengan perhatian konsentrasi dan memori jangka pendek.

Jessica Grifin

Tik Tok diduga menjadi mata-mata digital pemerintah. Perusahaan aplikasi itu wajib menyetor datanya ke pemerintah China. Satu miliar penduduk yang ada di 150 negara diolah dan analisa dan digunakan untuk kepentingan militer dan propaganda Cina. Inilah yang membuat negara lain khawatir, China membalas senjata dengan versi mereka sendiri.

Lantas, setelah tahu fakta-fakta diatas, apakah Anda masih minat bermain Tik Tok? Atau justru memberikan batasan pada anak-anak Anda?

Share :

Related Articles