Telemedicine : Solusi Layanan Konsultasi Dokter di Tengah Pandemi

Bayu Septian

27 May 2021 12:08

Source image : freepik.com

Pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia telah banyak merubah kehidupan masyarakat, seperti terbatasnya aktivitas sosial serta kegiataan lainnya di luar rumah. Sejak berlakunya Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga PPKM mikro dari pemerintah dan diterapkannya kebiasaan hidup baru, masyarakat dihimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan meminimalisir aktivitas di luar rumah. Salah satunya dengan membantasi kunjungan ke rumah sakit. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang memiliki keluhan kesehatan, ragu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena kekhawatiran akan adanya penyebaran virus corona di sejumlah rumah sakit atau pelayanan kesehatan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kehadiran Telemedicine atau Telemedik menjadi alternatif bagi masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus bekunjung ke rumah sakit. Telemedicine atau Telemedik ini merupakan teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara virtual, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Penggunaan Telemedicine saat ini mulai marak semenjak adanya anjuran physical distancing untuk memutus rantai penyebaran virus corona.  

Konsultasi melalui layanan Telemedicine dapat membantu pasien untuk mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan atau penangaan pertama pada penyakit maupun kasus cedera hingga tips-tips untuk meningkatkan kesehataan tubuh. Pasien juga dapat melakukan video call bersama dokter untuk menggantikan sesi tatap muka atau mengirimkan gambar. Tak hanya itu, pasien juga bisa langsung membeli obat berdasarkan resep digital yang dikirimkan dokter setelah sesi konsultasi. Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan telemedicine, yaitu :

  • Menghemat waktu tunggu dan perjalanan jika dibandingkan dengan pergi ke pelayanan kesehatan, serta hemat biaya.
  • Menghindari paparan bakteri atau virus di fasilitas kesehatan.
  • Memiliki banyak pilihan dokter/faskes

Terdapat aplikasi telemedicine yang sudah dikenal di Indonesia saat ini, yaitu Halodoc, Alodokter dan KlikDokter. Bahkan saat ini sejumlah rumah sakit di Indonesia juga telah menyediakan layanaan telemedicine seperti Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dikutip dari situs covid-19.go.id hingga april 2020 terdapat lebih dari 300.000 masyarakat yang sudah memanfaatkan layanan telemedicine. Jumlah pengguna layanan telemedicine tersebut memungkinkan terus meningkat, seiring dengan himbauan pemerintah agar masyarakat dapat menggunakan layanan telemedicine untuk konsultasi dokter karena kemungkinan penularan jenis-jenis virus termasuk SARS-CoV-2 di rumah sakit sangat tinggi.

Lalu apakah diagnosis dokter melalui telemedicine akurat ? Pada dasarnya layanan telemedicine di rancang untuk melayani pasien dengan keluhan umum seperti flu, infeksi saluran kemih, radang tenggorokan atau penyakit lain yang dapat diberikan diagnosis awal tanpa pemeriksaan fisik. Namun, tidak menutup kemungkinnan jika dokter akan memberikan diagnosis awal sesuai keluhan yang pasien sampaikan termasuk dalam bentuk foto. Dokter juga akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan secara fisik jika setelah diberikan rekeomendasi obat, gejala tidak membaik atau semakin parah.

Maka dalam hal ini untuk mendukung keakuratan diagnosis, pasien harus memberikan informasi yang detail terkait keluhan yang dirasakan. Selain itu, metode konsultsi yang digunakan juga memjadi hal yang penting seperti dengan penggunaan video yang lebih baik dari pada menggunakan metode konsultasi secara tekstual karena dokter akan lebih mengetahui kondisi pasien secara umum.

Jika mengalami keluhan medis dan berniat untuk menggunakan layanaan telemedicine, untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan untuk menjaga kemanaan data terdapat juga beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti  :

  • Pilih dokter dengan nomor STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik)  yang masih aktif, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa dokter yang dipilih memiliki sertifikat kompetensi dan memiliki bukti izin praktik. Tidak hanya itu, sebagian orang juga mempertimbangkan lama waktu praktek atau pengalaman dan lokasi praktek.
  • Perhatikan kebijakan privasi aplikasi yang digunakan. Pastikan untuk membacanya dengan seksama demi melindungi data pribadi.
  • Jika dokter membrikan rekomendasi obat, tanya mengenai cara penggunaan dan efek samping. Serta berikan informasi riwayat alergi obat jika memiliki alergi terhadap obat tertentu.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media alternatif seperti layanaan telemedicine, memang dapat megurangi resiko penyebaran covid-19 di rumah sakit atau layanan kesehatan. Namun sebagai pengguna layanan telemedicine kita juga harus memperhatikan beberapa hal untuk mendukung keakuratan diagnosis yang diberikan dokter, serta memilih media yang memiliki standar kebijakan privasi. (Berbagai Sumber)

Share :

Related Articles