Ramai Soal Harga Tes PCR, Apa Saja Isu Terkait Yang Berkembang di Media Online?

Bayu Septian

12 November 2021 00:32

image source : pontas.id

Selama pandemi covid-19 melanda Indonesia harga tes polymerase chain reaction (PCR) sudah beberapa kali mengalami penurunan, dari yang sebelumnya mencapai jutaan rupiah kini per 27 Oktober 2021 Kemenkes menetapkan tarif tertinggi PCR sebesar Rp 275 ribu untuk wilayah Jawa-Bali dan Rp 300 ribu untuk daerah lainnya. Penurunan harga tes PCR tersebut juga seiring dengan kebijakan pemerintah beberapa waktu sebelumnya yang mewajibkan tes PCR bagi pelaku perjalanan domestik, dimana banyak pihak yang mengeluhkan masih tigginya harga tes PCR sehingga Pemerintah kembali menetapkan tarif tertinggi tes PCR.

Hingga saat ini isu mengenai harga tes PCR masih menjadi perbincangan hangat karena harga awal yang cukup tinggi dan masih bisa turun drastis. Lantas, apa saja isu yang berkembang mengenai harga tes PCR dalam pemberitaan media online ? PT Kazee Digital Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang data analytics, mencoba memetakan isu terkait harga tes PCR yang berkembang di media online sebagai berikut :

Selama periode 5 Oktober hinga 11 Oktober 2021, terdapat 525 isu yang berkembang terkait harga tes PCR di media online yang terjading oleh media monitoring Kazee. Keseluruhan data tersebut berasal dari pemberitaaan di media massa online, berikut isu terkait harga tes PCR yang berkembang selama periode 7 hari tersebut :

  • Pejabat Diduga Terlibat Bisnis PCR

Isu mengenai dugaan keterlibatan pejabat dalam bisnis PCR menjadi isu tertinggi terkait harga tes PCR yang berkembang di media online. Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju ramai diperbincangkan karena namanya masuk dalam dugaan menteri terafiliasi perusahaan yang berbisnis alat tes PCR. Publik pun bertanya-tanya tentang cuan atau keuntungan yang dikeruk lantaran Harga PCR di awal pandemi menembus angka Rp 2 juta, sementara saat ini harganya ditekan di bawah Rp 300 ribu. Sejumlah kalangan pun mengkritisi soal dugaan menteri yang diduga terlibat Bisnis PCR.

  • Kemenkes Pastikan Terus Lakukan Evaluasi Harga Tes PCR Secara Berkala

Isu mengenai Kementerian Kesehatan yang terus melakukan evaluasi terhadap harga tes PCR menjadi isu tertinggi kedua yang berkembang di media online. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku akan melakukan evaluasi berkala tarif tes usap berbasis real time polymerase chain reaction (RT-PCR), bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan pemeriksaan sesuai dengan harga yang seharusnya dibayarkan atau menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Selain itu hal ini juga dilakukan untuk menutup kemungkinan adanya kepentingan bisnis yang bisa merugikan masyarakat.

  • Epidemiolog Mengatakan Pencegahan Lonjakan Covid-19 Bukan dengan Tes PCR

Isu mengenai ungkapan dari Epidemiolog bahwa pencegahab lonjakan covid-19 bukan dengan tes PCR menjadi isu tertinggi ketiga yang berkembang di media online terkait harga tes PCR. Epidemiolog menyebutkan upaya pencegahan terjadinya lonjakan kasus covid-19 bukan dengan melakukan tes PCR di Bandara. Justru, pencegahan terbaik penyebaran covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan menggunakan sabun (3M). Maka dari itu Epidemiolog mendukung diturunkannya harga tes PCR hingga di bawah Rp100 ribu seperti yang diterapkan di negara India, karena PCR bukan satu-satunya cara untuk mencegah lonjakan kasus covid-19.

  • Penurunan Tarif PCR Diharapkan Tidak Pengaruhi Kualitas

Isu mengenai kualitas PCR menjadi isu tertinggi keempat yang berkembang di media online terkait harga tes PCR, dimana banyak warga yang meminta pemerintah untuk memberikan pengawasan lebih. Sebab, dikhawatirkan ada praktik yang menurunkan kualitas seiring dengan diturunkannya harga tes PCR. Tagar #JagaKualitasPCR pun sempat jadi tranding topic di Twitter, netizen khawatir kualitas jelek jika harga diturunkan. Namun terlepas dari hal tersebut masyarakat menyambut baik dengan adanya penurunan harga tes PCR agar lebih terjangkau dan tidak membebani seluruh lapisan masyarakat.

  • Dirut Bio Farma Mengatakan Tarif PCR Masih Bisa Diturunkan Lagi

Isu mengenai tanggapan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengenai tarif  PCR yang masih bisa diturunkan lagi, menjadi isu tertinggi kelima yang berkembang  di media online. Honesti Basyir mengungkapkan bahwa tarif tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang saat ini berlaku yakni Rp275 ribu di Jawa Bali dan Rp300 ribu di daerah lain masih dapat diturunkan lagi. Hal ini karena ada komponen PCR yang masih dapat ditekan biayanya, yaitu reagen yang selama ini sudah diproduksi sendiri oleh Bio Farma. Produk reagen yakni BioSaliva menurut Honesti berpotensi dapat menekan tarif tes PCR, sebab reagen tersebut digunakan dengan cara berkumur dan dapat dilakukan langsung tanpa perlu bantuan petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

Dapat disimpulkan bahwa berdasaran isu yang berkembang, penurunan harga PCR yang dilakukan beberapa kali memicu adanya dugaan bisnis PCR yang dilakukan oleh sejumlah pejabat. Namun disisi lain pemerintah menyatakan bahwa penurunan harga PCR dilakukan seiring dengan evaluasi secara berkala dan mempertimbangkan berbagai hal. Meski demikian secara umum masyarakat menyambut dengan baik penurunan harga tes PCR dan berharap hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas PCR.

#TesPCR #Pandemi #Covid-19 #HargaTesPCR #BisnisPCR #JagaKualitasPCR #Reagen #Mediaonline #Mediamonitoringkazee

Share :

Related Articles