Potensi, Tantangan dan Upaya Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia

Bayu Septian

16 September 2021 07:22

Seperti yang telah kita rasakan saat ini bahwa perkembangan teknologi semakin pesat dan menjadi penunjang dalam kehidupan sehari-hari, teknologi hadir dengan berbagai inovasi untuk membantu memudahkan kita dalam menjalankan berbagai aktivitas tak terkecuali aktivitas ekonomi. Seperti kegiatan jual beli yang dilakukan melalui platform e-commerce, jasa antar makanan yang kita gunakan dengan menggunakan aplikasi di smartphone atau pembayaran yang bisa kita lakukan secara virtual. Penggunaan teknologi tersebut di Indonesia di dorong oleh tingginya pengguna internat dimana berdasarkan hasil riset Hootsuite dan We Are Sosial hingga Januari 2021, dari total keseluruhan masyarakat Indonesia sebanyak 274,9 juta orang, persentase pengguna internet Indonesia sebanyak 73,7 persen yaitu mencapai 202,6 juta orang. Hal tersebut menjadi salah satu potensi di Indonesia dalam mendukung transformasi ekonomi digital.

             Dari sisi industri Indonesia juuga memiliki potensi yang cukup besar untuk mendorong transformasi digital, terlihat bahwa operator telekomunikasi berlomba-lomba membangun infrastruktur secara masif, mulai dari jaringan 2G, 3G, hingga 4G bahkan dengan menawarkan harga yang terjangkau. Selain itu menjamurnya smartphone murah yang sesuai dengan daya beli masyarakat menengah ke bawah juga menjadi faktor pendukung adanya digitalisasi. Bahkan dari sisi konten dengan menggeliatnya penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter menjadi pendorong utama penetrasi data di Indonesia, dimana untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti pemasaran secara online banyak para pelaku bisnis mempromosikan poduk atau jasanya melalui media sosial.

Namun dengan potensi yang dimiliki disisi lain juga masih terdapat tantangan yang di hadapi Indonesia dalam mendorong transformasi ekonomi digital, seperti dilansir pada katalisnet.com bahwa terdapat 5 tantangan digital ekonomi di Indonesia yaitu :

  • Cyber Security

Sebagai negara berkembang yang memiliki peluang besar, Indonesia memiliki arus transaksi online yang semakin meningkat setiap tahun. Hal ini akan menjadi celah baru bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan terhadap dunia cyber. Salah satu bentuk serangan cyber ini adalah ransomware yang dapat menyerang website yang bergerak di perekonomian digital, ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan keamanan cyber.

  • Persaingan yang semakin ketat

Perekonomian digital juga membawa persaingan pasar semakin ketat. Berkembangnya e-commerce seolah menjadi keran masuknya produk-produk dari negara lain ke Indonesia dengan mudah. Akibatnya, produk-produk lokal pun jika tidak berkembang akan tergerus oleh produk dari negara lain yang cenderung dijual dengan harga terjangkau. Di sinilah diperlukan adanya sinergi dari pihak pemerintah maupun swasta agar produk lokal ini dapat bersaing.

  • Pembangunan sumber daya manusia

Tantangan selanjutnya ialah mengenai sumber daya manusia (SDM). Hal ini tentu menjadi PR bagi pemerintah di negara-negara berkembang seperti Asia Tenggara, termasuk pula di Indonesia. Pada tahun 2017, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Google menyebutkan bahwa di Asia Tenggara sumber daya profesional dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital masih minim. Tantangan ini memang tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, perlu peran serta pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang memiliki daya saing untuk menghadapi ekonomi digital saat ini.

  • Ketersediaan akses internet yang mumpuni

Dalam hal ini, yang menjadi poin penting adalah ketersediaan akses internet mumpuni di hampir seluruh wilayah. Sebab, akses internet inilah yang memengaruhi investasi digital ekonomi di Indonesia. Saat ini akses internet masih terpusat di pulau-pulau terbesar saja seperti Jawa, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dinilai masih minim. Diharapkan dengan adanya program pembangunan internet, nantinya bisa mendorong peningkatan perekonomian.

  • Regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman

Tantangan lainnya ialah mengenai adanya regulasi dan dasar hukum yang perlu dirancang untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka dalam hal ini pemerintah harus dengan sigap membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur jalannya perekonomian digital nasional. Begitu pula dengan lembaga-lembaga terkait. Ini semata-mata untuk melindungi hak-hak konsumen dan pelaku ekonomi digital agar dapat berjalan dengan baik di masa mendatang.

Untuk mendukung transformasi ekonomi digital, tentu pemerintah tidak tinggal diam dan terus mendorong digitalisasi dengan berbagai program yang tengah dijalankan. Salah satunya yaitu dengan adanya program Digital Talent Scholarship (DTS) dari Kementerian Komunikasi dan Informasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk masyarakat umum, utamanya angkatan kerja muda hingga aparatur sipil negara di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Program DTS ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas untuk menciptakan SDM yang memiliki daya saing di era industri 4.0, hal ini berarti bahwa dengan SDM yang memiliki talenta digital tentu akan mendorong adanya invosasi di bidang ekonomi digital.

Program Digital Talent Scholarship telah berjalan sejak 2018 dan terus berjalan hingga tahun 2021 ini, bahkan pada 2021 ini Kemkominfo memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia untuk meningkatkan berbagai kecakapan di era digital. Mulai dari artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, dan digital communication. Program DTS ini menjadi sorotan media online hingga saat ini terlebih berbagai daerah di Indonesia juga ikut mendorong berlangsungnya program ini, PT Kazee Digital Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang data analytics memetakan isu yang berkembang di media online mengenai program Digital Talent Scholarship sebagai berikut :

Sumber : Media Monitoring Kazee
Sumber : Media Monitoring Kazee

Selama periode 18 Agustus hingga 16 September 2021 terdapat 2.900 isu yang berkembang mengenai Digital Talent Scholarship yang terjaring oleh media monitoring Kazee. Data tersebut terdiri dari 2.750 cuitan Twitter, 144 berita media massa online, 2 media cetak dan 1 unggahan video Youtube. Puncak isu topik ini berada pada tanggal 28 Agustus 2021 dan media sosial Twitter merupakan platform paling mendominasi dalam perkembangan isu terkait Digital Talent Scholarship. Adapun garis besar isu yang dibahas pada puncak data ini melalui media sosial Twitter yaitu :

  • Cuitan dari netizen yang menyatakan dukungannya terhadap program Digital Talent Scholarship dari Kominfo.
  • Digital Talent Scholarship Batch 3 Kemkominfo Diikuti oleh 74.413 Peserta.
  • Promosi program Digital Talent Scholarship yang dilakukan oleh berbagai pihak.
  • Digital Talent Scholarship mempersiapkan SDM indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0.
  • Digital Talent Scholarship untuk mendukung transformasi digital dan peningkatan ekonomi digital Indonesia.
  • Digital Talent Scholarship 2021 sudah rekrut 60.000 peserta. Masih tersisa 40.000 slot dari target 100.000 peserta.
  • Apresiasi netizen terhadap program Digital Talent Scholarship Kemkominfo, merupakan wujud nyata langkah cerdas untuk menjembatani terbentuknya talenta-talenta digital.

Sebagai kesimpulan bahwa potensi yang dimiliki Indonesia untuk transformasi atau perkembangan ekonomi digital harus diimbangi dengan upaya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar terbentuk talenta-talenta digital, sehingga akan mendorong adanya inovasi dari ekonomi digital. Melalui program untuk mendorong talenta digital seperti Digital Talent Scholarship juga diharapkan dapat mengatasi sejumlah tantangan yang ada, sehingga ekonomi digital Indonesia semakin kuat dan berkembang.

Referensi :

#EkonomiDigital #DigitalTalentScholarship #PertumbuhanPenggunaInternet #Digitalisasi #DigitalTalent #SumberDayaManusia

Share :

Related Articles