Peran Institusi Pendidikan dalam Menjawab Tantangan Industri Masa Kini

Bayu Septian

16 February 2020 23:34

sumber: hrasiamedia

Saat ini industri di tanah air cukup banyak diwarnai oleh kehadiran perusahaan rintisan (startup), umumnya perusahaan startup ini bergerak dengan mengandalkan sektor Infromasi dan Teknologi (IT). Aspek teknologi para startup ini menjadi roda utama penggerak perusahaan, hal ini karena jasa/service yang ditawarkan oleh para perusahaan startup ini umumnya bersifat inovasi/kebaruan karena pendekatan IT yang digunakan.

Sebut saja Gojek, salah satu perusahaan yang pada mulanya merupakan startup, namun kini sudah bermetamorfosa menjadi perusahaan decacorn. Service transportasi yang ditawarkan oleh Gojek ini sebetulnya sudah ada sejak dulu, hanya saja Gojek mengoptimasi servicenya dengan penggunaan aplikasi agar para pengguna transportasi ini tidak perlu datang ke pangkalan untuk pergi ke lokasi tujuan. Selain Gojek, salah satu yang bisa dijadikan contoh juga kehadiran e-commerce yang tak dapat dipungkiri juga mempermudah kehidupan masyarakat urban, praktik jual-beli atau istilahnya shopping adalah sebuah aktifitas yang sudah eksis sejak dahulu, hanya saja para e-commerce ini hadir untuk mempermudah kehidupan masyarakat kota dengan segala mobilitasnya yang tinggi, dengan memanfaatkan teknologi maka para e-commerce ini mampu memberikan solusi belanja online tanpa perlu adanya transaksi tatap muka, melalui layar ponsel ataupun komputer yang terhubung dengan internet, siapa saja bisa melakukan transaksi.

Melihat trend yang bergeser ke arah yang lebih mengedepankan peran teknologi, di mana perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan teknologi terus bermunculan untuk menghadirkan produk/jasa yang semakin mempermudah kehidupan manusia, maka sudah semestinya kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) harus juga terpenuhi untuk mendukung industri tetap tumbuh. Hal ini dikarenakan tumbuhnya perusahaan startup juga melahirkan jenis-jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak hadir di korporasi. Ketersediaan SDM ini menjadi kunci untuk mendukung industri startup tumbuh, para SDM ini diharapkan mampu mengisi kekosongan daripada kebutuhan tenaga-tenaga ahli di perusahaan startup. Pekerjaan seperti Machine Learning Engineer, QA Engineer, User Experiences (UX) Designer, UX Writer, Data Analyst, dsb kini semakin bertebaran di portal lowongan pekerjaan, namun kandidat pengisinya benar-benar ahli dan memahami subjeknya belum tentu sama banyaknya dengan lowongan yang ditawarkan, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para perusahaan-perusahaan yang membutuhkan keahlian tersebut.

Lahirnya teknologi yang dibawa oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi ini juga secara langsung menggeser pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya sudah ada. Karena pemanfaatan teknologi yang mutakhir, umumnya pekerjaan yang berkaitan dengan urusan administrasi atau jenis pekerjaan yang berulang perlahan mulai digantikan oleh sistem/mesin. Fakta ini juga semestinya menjadi catatan bahwa akan ada kemungkinan banyak jenis pekerjaan yang akan digantikan oleh mesin/system sehingga manusia mau tidak mau mesti sesegera mungkin meningkatkan kompetensi untuk tetap bertahan.

Menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar serta meningkatkan kompetensi manusia menjadi pekerjaan rumah utama saat ini. Karena, cepat atau lambat perubahan tersebut akan begitu terasa, mengingat Indonesia sendiri akan tumbuh menjadi negara dengan ekonomi nomor 4 terbesar di dunia pada 2030 mendatang, di mana saat ini pun Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat di antara anggota G20 setelah Tiongkok dan India. Pertumbuhan yang positif tersebut tentunya mesti segera direspon oleh kehadiran SDM berkualitas.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berusaha menjawab tantangan tersebut, salah satu langkah yang paling awal adalah penunjukkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan RI. Di mana pengalaman Nadiem sebagai pemimpin perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi terbesar di Indonesia dinilai mampu membawa angin segar untuk mensinergisakan antara kondisi industri terkini dengan kurikulum pendidikan nasional. Tujuannya tidak lain adalah agar setidaknya sekolah maupun perguruan tinggi mampu menyediakan subjek-subjek mata pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, ke depannya indstitusi pendidikan juga diharapkan mampu melahirkan para ahli di bidang pekerjaan tertentu.

Saat ini, lampu sorot sedang mengarah pada institusi pendidikan, akankah melalui Kemendikbud Pemerintah berhasil menjawab tantangan yang diharapkan oleh industri? atau justru pihak swasta yang akan memperoleh panggung lebih dulu dengan menghadirkan kursus/training?

Siapa yang lebih dulu, tentunya akan memberikan ketenangan pada industry saat ini. Karena, Indonesia dan seluruh dunia sedang ada dalam masa transisi besar-besaran, di mana peran teknologi benar-benar dioptimalisasikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kehidupan.

Ke depannya tentu akan berlahiran perusahaan-perusahaan startup baru di tanah air, maka sudah semestinya semua elemen strategis bersiap-siap untuk mencetak SDM yang mampu menjadi jawaban.

Share :

Related Articles

No related posts