Lagi, Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur, Siapa Yang Salah?

Bayu Septian

20 July 2022 15:50

kecelakaan-cibubur
Source : Tribunnews.com

Kasus kecelakaan yang melibatkan pengguna kendaraan kembali terjadi. Tabrakan beruntun yang melibatkan truk pertamina, dua mobil dan beberapa motor terjadi di Jalan Alternatif Cibubur pada Senin (18/7/2022) sekitar pukul 15.30 WIB.

Tim Rescue Damkar Kota Bekasi, Eko Uban, menyebut kecelakaan itu memakan 11 korban jiwa dan 9 luka-luka. Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi di lokasi kejadian sudah hancur dan berantakan.

Peristiwa ini kerapkali menimbulkan pertanyaan, mengapa kecelakaan seperti ini kerap kali terjadi. Apakah karena minimnya tanda dari fasilitas jalan tersebut? Ataukah murni karena faktor kelalaian pengemudi? Mari kita analisis lebih lanjut.

Kronologi Kecelakaan Maut di Cibubur

Pertama, kita mulai dengan menganalisis kronologi dari kecelakaan beruntun ini.

Awalnya, peristiwa itu terjadi saat lampu lalu lintas berwarna merah tengah menyala. Beberapa kendaraan berhenti menunggu bergantinya lampu lalulintas. Lalu, tiba-tiba datang sebuah truk pertamina melintas dengan kecepatan tinggi dari arah belakang.

Diduga tak sadar, supir truk kemudian menabrak semua kendaraan di depannya yang sedang berhenti. Akibatnya, sebanyak 11 korban jiwa dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diberikan penanganan lebih lanjut.

Kanit Laka Lantas Polres Metro Bekasi Kota AKP, Farida membenarkan terjadinya kecelakaan antara truk dan sejumlah pengendara motor di ruas jalan tersebut.

Tuai Kritik, Warganet Gaungkan Petisi Tutup Lampu Merah CBD

Sesaat setelah kejadian tersebut, video pasca kecelakaan viral di media sosial. Tampak sejumlah sepeda motor tergeletak dalam kondisi usak di kolong truk tangki Pertamina. Selain motor, terlihat satu angkot juga terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Viralnya video kecelakaan ini menuai kritikan dari warganet. Bahkan sebuah petisi digaungkan warganet agar Pemerintah Kabupaten Bekasi menutup lampu merah di sekitar lokasi, yang dinilai ikut memicu kecelakaan beruntun yang melibatkan belasan kendaraan ini.

Petisi tersebut dimuat di laman change.org berjudul Tutup Lampu Merah Perempatan CBD Transyogi Cibubur-Cileungsi. Penggerak petisi, Umi N menerangkan alasannya membuat petisi ini.

kecelakaan-cibubur
Source : change.org

Ia menyatakan bahwa kecelakaan yang memakan korban tersebut diduga terjadi karena adanya lampu merah di perempatan CBD. Lampu lalu lintas itu dipasang sejak pembangunan project CBD sebrang Citra Grand di Jalan Transyogi.

Hingga pukul 22.43 WIB sudah ada 20.631 orang yang menandatangani petisi tersebut dari target 25 ribu tanda tangan. Hingga 18 Juli pukul 22.43 WIB sudah ada 20.631 orang yang menandatangani petisi tersebut dari target 25 ribu tanda tangan. Warganet juga menyampaikan alasan mereka turut menandatangani petisi ini.

Warganet lainnya bernama Irwin Rahman juga menyoroti soal tidak adanya sosialisasi lampu merah.

Insiden Kecelakaan Cibubur dalam Ruang Media

Insiden maut kecelakaan lalu lintas di Cibubur ramai diperbincangkan di media dari 18 Juli hingga 20 Juli 2022. Melalu pemantauan menggunakan Kazee Media Monitoring, pergerakan data meningkat pada 19 Juli 2022. Total sebanyak 1451 penyebutan yang merupakan akumulasi data dari beberapa media sosial salah satunya Twitter.

kecelakaan-cibubur
Source : Kazee Media Monitoring
kecelakaan-cibubur
Source : Kazee Media Monitoring

Hashtag #Cibubur dan #MerahCBD juga sempat trending meramaikan jagat media sosial Twitter. Banyak dari netizen menganggap bahwa insiden kecelakaan ini tidak sepenuhnya murni karena kelalaian pengemudi truk.

Lantas, apa yang membuat kecelakaan ini terjadi? Apakah ada faktor-faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan ini? Mari kita selidiki bersama.

Pengguna akun twitter @DeinrioRig, merasa bahwa kerapkali dirinya khawatir saat melintasi Jalan Transyogie ini karena medan jalanan yang menurun dan sedikit menikung.

https://twitter.com/DeinrioRig/status/1548984934735364096?t=rOFCTQ4-eGdUu9YKv3iAlg&s=09

Penempatan lampu merah di simpang CBD dengan kontur jalanan menurun yang memiliki kemiringan mencapai 30 derajat dinilai tidak layak. Minimnya rambu lalu lintas juga membuat pengemudi kesulitan mengetahui medan jalan di kawasan macet ini.

Mengutip dari detik.com, Pihak CitraGrand Cibubur CBD, Ciputra Group, Harun Hajadi memberi penjelasan bahwa pihaknya mengusulkan ke Dishub Kota Bekasi ada rekayasa lalu lintas disini. Ia tidak ingat kapan usulan tersebut disampaikan. Yang jelas, lampu lalu lintas sudah terpasang pada Maret 2021, namun lampu merah baru dinyalakan sekitar tiga bulan lalu.

Dalang dari kasus ini masih menjadi pertanyaan besar. Developer Ciputra Group, Dinas Perhubungan hingga Pemerintah menjadi sorotan dibalik adanya pemasangan lampu merah CBD yang memakan banyak korban.

https://twitter.com/aqfiazfan/status/1549362555302604803?t=1-CkqFKqrB_HUgtZXiJY-A&s=09

Kecaman demi kecaman turut disampaikan warganet. Aqwam Fiazmi, contohnya. Melalui akun twitter pribadinya, ia menunjukkan data elevasi di lokasi kecelakaan CBD Cibubur memiliki jalanan yang curam dan tidak masuk akal bagi pihak developer maupun Dishub untuk menempatkan lampu merah disana.

Menanggapi kasus ini, pihak Pertamina melalui CSR, Eko Kristiawan menyampaikan permohonan maaf dan duka cita mendalam kepada korban kecelakaan dan bersedia penuh bertanggung jawab penuh pada seluruh korban. Selain itu, buntut dari kecelakaan ini, lampu merah di CBD Cibubur ditutup untuk sementara waktu .

Bagaimana menurut Anda mengenai insiden kecelakaan ini? Benarkah hanya sekedar kelalaian pengemudi atau mengakomodir pembangunan proyek yang mengabaikan keselamatan pengguna jalan? Share pendapat Anda di kolom komentar dibawah ya!

Share :

Related Articles