Krisis PR? 6 Langkah untuk Membantu Mitigasi Risiko
Bayu Septian
28 March 2023 19:44
Apakah Anda seorang pelaku humas atau Public Relation yang sedang mengalami krisis PR? Jika ya, Anda tidak sendirian.
Krisis PR bisa terjadi pada siapa saja, dari perusahaan besar hingga individu atau selebriti. Namun, bagaimana cara mengatasi krisis PR tersebut?
Di artikel ini, kami akan membahas 6 langkah untuk membantu Anda menavigasi badai tersebut.
Apa Itu Krisis Public Relation?
Krisis Public Relation adalah keadaan dimana reputasi sebuah organisasi atau individu terancam oleh suatu peristiwa atau kejadian yang berdampak negatif. lebih lanjut, bisnisnewsdaily menjelaskan bahwa krisis PR adalah peristiwa tak terduga yang dapat menggaggu reputasi atau operasi perusahaan.
Krisis dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek atau panjang, terkadang meninggalkan dampak yang melemahkan merek perusahaan.
Krisis tersebut bisa berasal dari dalam maupun luar organisasi, seperti kegagalan produk, skandal, tuntutan hukum, atau serangan siber.
Sebuah krisis PR dapat merusak citra sebuah perusahaan, memengaruhi kepercayaan masyarakat, dan pada akhirnya, berdampak pada penjualan dan kinerja bisnis.
BACA JUGA: Big Data Untuk Public Relation
Contoh Krisis Public Relation
Sebagai contoh, pada tahun 2019, Boeing Company mengalami krisis PR yang besar setelah dua pesawat Boeing 737 MAX jatuh dalam kurun waktu lima bulan.
Insiden tersebut menewaskan 346 orang dan menimbulkan keraguan akan keselamatan produk mereka. Perusahaan harus meminta maaf dan menarik seluruh pesawat Boeing 737 MAX dari pasar selama lebih dari satu tahun.
Contoh lainnya adalah skandal seksual yang melibatkan Harvey Weinstein. Weinstein, seorang produser Hollywood, dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 80 wanita.
Skandal ini memicu gerakan #MeToo yang melanda industri hiburan dan menghasilkan dampak besar pada reputasi Weinstein Company, perusahaan produksi film yang didirikan oleh Harvey Weinstein.
Apa Dampak Krisis PR Terhadap Bisnis Anda?
Dampak krisis PR pada bisnis Anda bisa sangat merugikan. Selain merusak citra perusahaan dan memengaruhi kepercayaan masyarakat, krisis PR juga bisa mengurangi penjualan dan membuat investor kehilangan kepercayaan.
Selain itu, krisis PR juga dapat meningkatkan biaya operasional, termasuk biaya penyelesaian tuntutan hukum atau pemulihan reputasi.
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Krisis PR
Selama mengalami krisis PR, terdapat beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Pertama, jangan menutup-nutupi fakta.
Keterbukaan dan transparansi adalah kunci untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Kedua, jangan menyalahkan orang lain atau mencoba untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang sedang dihadapi. Tanggung jawab harus diterima dan solusi harus dicari.
Langkah-langkah untuk Mengatasi Krisis PR
1. Siapkan Rencana Krisis PR
Sebelum krisis terjadi, siapkan rencana krisis PR yang detail dan terperinci. Rencana ini harus mencakup prosedur yang harus diikuti selama krisis dan daftar kontak dari tim PR, stakeholder, dan media.
Pastikan juga bahwa rencana tersebut diuji coba secara berkala dan diperbarui sesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi.
2. Evaluasi Situasi
Setelah krisis terjadi, evaluasi situasi dengan seksama dan kumpulkan semua informasi yang ada. Hal ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan yang tepat dan meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan.
3. Berkomunikasi dengan Cepat
Setelah evaluasi situasi, berkomunikasi dengan cepat kepada semua stakeholder dan media. Jangan menunggu terlalu lama untuk memberikan tanggapan atau penjelasan.
Berikan informasi yang jelas, transparan, dan jangan menambahkan informasi yang tidak diperlukan.
4. Mengambil Langkah yang Diperlukan
Berdasarkan evaluasi situasi, ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis tersebut. Misalnya, melakukan recall produk, meminta maaf secara resmi, atau memberikan kompensasi kepada pihak yang terdampak.
5. Fokus pada Solusi
Jangan terjebak dalam masalah yang sedang dihadapi. Fokus pada solusi dan cari tahu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Lakukan perbaikan yang diperlukan dan pastikan agar masalah tersebut tidak terulang kembali di masa depan.
6. Membangun Kembali Kepercayaan
Setelah krisis PR teratasi, langkah terakhir adalah membangun kembali kepercayaan masyarakat dan stakeholder. Berikan informasi mengenai langkah-langkah yang telah diambil untuk mengatasi krisis dan tunjukkan bahwa organisasi Anda memiliki tanggung jawab sosial.
Lakukan kegiatan atau kampanye yang positif untuk memperbaiki citra organisasi Anda.
Kesimpulan
Krisis PR bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Namun, dengan persiapan yang baik dan tindakan yang cepat dan tepat, krisis tersebut dapat diatasi dengan baik.
Penting untuk memiliki rencana krisis PR yang detail, berkomunikasi dengan cepat dan transparan, serta fokus pada solusi. Setelah krisis teratasi, tugas selanjutnya adalah membangun kembali kepercayaan masyarakat dan stakeholder.
Ingatlah bahwa dalam setiap krisis, terdapat peluang untuk memperbaiki dan memperkuat citra organisasi Anda.