Kehadiran UX Writer dalam Optimasi Sebuah Aplikasi
Bayu Septian
03 August 2020 00:50
Eksistensi aplikasi berbasis ponsel saat ini menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian, hal ini dikarenakan tingkat dependensi manusia terhadap teknologi yang secara efektif memudahkan kehidupan sehari-hari kian meningkat saja dan justru tidak bisa dipisahkan. Kehadiran aplikasi-aplikasi yang mampu menunjang aktifitas manusia ini tidak bisa dipisahkan dari peran User Experience Writer (UX Writer). Peran UX Writer dalam sebuah aplikasi sering tidak diketahui oleh para pengguna, padahal justru peran yang meraka lakukan dalam aspek optimasi penggunaan aplikasi sangatlah krusial.
Istilah UX Writer pun bahkan mungkin masih terasa asing bagi beberapa orang, padahal pada perusahaan teknologi profesi ini sangatlah penting. Seperti namanya yang menggunakan kata 'writer', fungsi serta peran para UX Writer dalam perusahaan pembuat aplikasi berkaitan dengan aktifitas kepenulisan, di mana para UX Writer ini mengandalkan keterampilan menulis yang mereka miliki untuk membantu para pengguna aplikasi dalam memahami cara penggunaan suatu aplikasi melalui arahan dalam bentuk tulisan/diksi yang membuat sebuah aplikasi lebih user friendly serta meningkatkan user journey.
Tugas utama yang dilakukan oleh UX Writer dalam mengoptimasi sebuah aplikasi di antaranya;
1. Membuat Instruksi yang Efektif untuk Mengarahkan Pengguna
Para UX Writer memegang fungsi untuk megarahkan para pengguna aplikasi untuk memahami setiap fitur yang ada di dalam aplikasi tersebut tanpa terkecuali dengan menggunakan penulisan yang umumnya menekankan pada aspek, lugas dan tidak bertele-tele, pemilihan kata-kata yang sederhana (simple) sehingga mudah dipahami oleh seluruh pengguna. Secara umum, UX Writer dengan kata-kata yang dibangunnya membantu para pengguna untuk merasakan sisi kebingungan dalam menggunakan suatu aplikasi, kebutuhan pengguna bisa terjawab dengan narasi yang dibangun.
2. Membentuk Citra Positif Suatu Brand Melalui Aspek Kepenulisan
Fungsi strategis lain yang dipegang oleh UX Writer melalui kreatifitas kepenulisan adalah membangun citra positif suatu brand, hal ini dikarenakan narasi yang dikembangkan senantiasa bersesuaian dengan value dari suatu perusahaan. Penentuan gaya kepenulisan dalam hal ini sangat menenutukan, apakah ingi casual dan nyeleneh seperti gaya kepenulisan UX yang dikedepankan oleh Go-Jek, namun terdapat juga gaya-gaya lain seperti misalnya formal-profesional atau cukup dengan gaya casual yang umum seperti halnya ketika terlibat dalam konversasi harian. Terlepas dari gaya kepenulisan yang dipilih hal yang utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa tulisan yang ditampilkan harus diramu sedemikian rupa agar mampu dipahami semua kalangan.
3. Mempengaruhi User Agar Tetap Menggunakan Aplikasi
Dengan konten kepenulisan yang ada di dalam aplikasi, para UX Writer ini juga membangun relasi dengan pengguna, artinya kata-kata yang didistribusikan/dipilih sebisa mungkin membuat pengguna tidak merasa sedang berinteraksi dengan “mesin” melainkan harus mampu menghadirkan pengalaman seperti layaknya sedang berinteraksi dengan manusia pada umumnya, istilahnya dengan kretifitas menulis para UX Writer berupaya “memanusiakan mesin”. Sehingga poin-poin yang harus diutamakan dalam pemilihan diksi di antaranya:
1) menggunakan teknik narasi yang sifatnya menggugah pengguna atau setidaknya kata-kata yang dipilih bisa bersifat persuasif mengajak pengguna karena aspek yang relevan dengan situasi para penggunanya, hal ini sangat berkaitan dengan aspek brand voice (apa yang ingin disuarakan oleh brand kepada publik/user),
2) Bahasa yang menarik sehingga tidak membosankan pengguna dan membangun sisi kedekatan dengan pengguna sekaligus,
3) Tulisan yang menyatu dengan desain aplikasi sehingga tidak menciptakan situasi yang tumpeng tindih, artinya antara desain aplikasi dengan kata-kata haruslah selaras dan saling mendukung sehingga secara visual bisa dipahami atau bahkan menciptakan keterikatakan dengan pengguna karena bisa dinikmati,
4) Aspek interaktif atau komunikasi dua arah yang menghidupkan komunikasi tekstual antara penyedia jasa aplikasi dengan para penggunanya,
5) Konten kepenulisan yang digunakan mestinya bisa merepresentasikan keinginan pengguna.
Related Articles
No related posts