Isu Tertinggi Terkait Garuda Indonesia Menurut Perspektif Media

Bayu Septian

30 October 2021 01:50

Maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia, dikabarkan sedang berada di ambang kebangkrutan. Garuda Indonesia terlilit hutang di atas Rp70 triliun yang membuat pemerintah berpikir untuk menutup operasional perusahaan. Meskipun demikian, dilansir dari Kontan.co.id, manajemen Garuda Indonesia tetap berupaya memperbaiki kinerja keuangan perseroan melalui restrukturisasi.

Dikutip dari Merdeka.com, PT Garuda Indonesia (Persero) pertama kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta staf-staf profesional.

Pada Maret 2007, jatuhnya pesawat Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali terjadi di pihak Garuda. Garuda kembali menata keuangannya. Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang.

Namun beberapa bulan terakhir kabar tak sedap kembali menerpa perusahaan yang pernah menjadi pilihan terbaik masyarakat ini. Meskipun sebelumnya dikabarkan sempat lolos dari ancaman pailit, Garuda Indonesia dikabarkan memiliki hutang lebih dari Rp70 triliun pada beberapa pihak termasuk lessor, hal ini membuat perusahaan kembali berada di ambang kebangkrutan.

Kazee Digital Indonesia sebagai perusahaan big data mencoba untuk memetakan isu terkait Garuda Indonesia yang beredar pada tanggal 27-28 Oktober 2021. Analisis digunakan melalui Kazee Media Monitoring System. Berikut adalah lima isu teratas terkait Garuda Indonesia:

  • Garuda Digugat PKPU atas Utang Sewa Komputasi Rp 4,15 Miliar

Isu tertinggi yang muncul adalah terkait gugatan PKPU untuk Garuda Indonesia terkait uang sewa komputasi Rp. 4,15 miliar. Berdasarkan surat panggilan sidang tersebut diketahui terdapat permohonan PKPU dari PT Mitra Buana Koorporindo (MBK) sebagai penggugat kepada Garuda Indonesia sebagai tergugat. Manajemen Garuda mengatakan pengajuan permohonan PKPU tersebut dilatarbelakangi oleh dalil MBK bahwa perseroan belum menyelesaikan kewajiban usaha kepada MBK terkait kerja sama pengadaan layanan sewa dan layanan pengelolaan komputasi pengguna akhir (managed service end user computing) domestik.

  • DPR Desak Pemerintah Selamatkan Garuda Indonesia

Isu tertinggi kedua adalah terkait dukungan anggota DPR RI untuk Garuda Indonesia. Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron beranggapan masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai kebanggaan negara dari ancaman kebangkrutan. Beberapa fraksi yang mendukung Garuda Indonesia untuk tetap beroperasi diantaranya adalah dari fraksi PDIP dan Demokrat.

  • Karyawan Tuding Dirut Liburan Pakai Fasilitas Kantor, Manajemen Garuda: Seluruh Biaya Ditanggung Pribadi

Isu tertinggi ketiga adalah beredarnya berita mengenai SEKARGA (Serikat Karyawan Garuda) yang menuding dirut Garuda Indonesia liburan keluarga menggunakan fasilitas kantor. Dirut Garuda, Irfan, dituding telah menggunakan fasilitas perusahaan untuk mengajak keluarganya saat menghadiri forum resmi sembari menikmati Liburan. Sekarga menyebut, sebagai perusahaan dengan kondisi yang memerlukan perhatian dirut selama 24 jam, seharusnya undangan pertemuan International Cairan Transport Association (IATA) di New York, Amerika Serika didelegasikan kepada bawahannya, seperti yang biasa dilakukan oleh dirut sebelumnya. Namun hal ini segera ditepis oleh pihak manajemen Garuda Indonesia yang mengatakan bahwa seluruh biaya keluarga ditanggung oleh pribadi.

  • Bertemu Mahfud, Serikat Karyawan Tak Ingin Garuda Diganti Anak Perusahaan

Isu tertinggi keempat terkait dengan karyawan Garuda yang tidak ingin Garuda diganti oleh anak perusahaan. Pimpinan Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD pada Rabu (27/10). Dalam pertemuan dipimpinan Serikat Karyawan, menyampaikan aspirasi penyelamatan Garuda Indonesia agar jangan dimatikan.

  • Restrukturisasi Utang dan Pertamina Jadi Penyelamat Garuda Indonesia

Isu tertinggi kelima adalah tentang restrukturisasi utang yang bisa menyelamatkan Garuda Indonesia. Menurut Dirut Garuda, langkah restrukturisasi tersebut terus diperkuat melalui sinergitas BUMN salah satunya bersama Pertamina.

Dapat disimpulkan bahwa Garuda Indonesia memiliki sentimen negatif yang tinggi dalam perspektif media pada tanggal 27-28 Oktober 2021. Pemerintah pesimistis jika perusahaan terus beroperasi karena nilai utang yang terlalu banyak. Meskipun demikian, masih ada beberapa pihak yang mendukung Garuda Indonesia untuk tetap bangkit kembali. Garuda Indonesia pernah menjadi salah satu maskapai terbaik Indonesia. Maka dari itu, banyak pihak mengharapkan manajemen Garuda Indonesia serta pemerintah dapat mengatasi masalah perusahaan dan kembali menjadi perusahaan maskapai kebanggaan Indonesia.  

Referensi:

https://www.merdeka.com/garuda-indonesia/profil/

https://nasional.kontan.co.id/news/awas-ancaman-garuda-indonesia-pailit-kembali-datang-ini-penyebabnya

#GarudaIndonesia #DPRRI #MahfudMD #Pertamina #BUMN #PKPU

Share :

Related Articles